by Ustaz Ahmad Dasuki Ab. Rani
Mencintai orang-orang miskin adalah bukti dari keimanan kita kepada Sang Khaliq. Apa dan Mengapa perlunya menyantuni mereka yang miskin di Ramadhan sebegini? mari kita mengertinya..
riwayat dari Ibnu ‘Umar disebutkan bahwa pada suatu ketika sahabat-sahabat Rasulullah Saw. yang miskin dari kalangan kaum muhajirin menceritakan betapa beruntungnya sahabat-sahabat mereka yang kaya, di mana mereka memiliki kesempatan yang lebih lapang untuk melakukan kebajikan sehingga mampu memperolehi pahala jauh lebih banyak dibandingkan mereka.
Mendengar hal itu, Rasulullah Saw. langsung bersabda: “Wahai orang-orang yang miskin, aku akan memberikan khabar gembira kepada kalian, bahwa orang mukmin yang miskin akan masuk syurga lebih dahulu dibandingkan daripada orang mukmin yang kaya, dengan jarak waktu setengah hari, itu sama dengan lima ratus tahun. Bukankah Allah berfirman: Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj [22] : 47).
Lantas, bagaimanakah dengan kehidupan Rasulullah Saw. sendiri? Apakah beliau termasuk orang-orang yang hidup di dalam kemiskinan ataukah bergelimang harta kekayaan dan kemewahan? Rasulullah Saw. hidup di dalam kesederhanaan dan ketenangan sahaja. Bahkan, isteri beliau iaitu ‘Aisyah RA. pernah menceritakan bahwa di rumah mereka pernah tidak mengepul asap (tidak memasak) selama satu bulan lamanya. ‘Aisyah RA. menceritakan bahwa ketika itu ia dan si suaminya Rasulullah tercinta hanya meminum air dan makan beberapa biji kurma sahaja.
Ada salah satu doa Rasulullah Saw. yang berbunyi, “Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah dengan orang-orang miskin.” [HR. Ibnu Majah]. Maksud dari “miskin” dalam hadits ini bukanlah keadaan tidak memiliki apa-apa, melarat, sengsara atau maksud lainnya yang difahami sebagian orang terhadap kata “miskin”.
Miskin dalam hadits ini seperti yang dijelaskan Imam Baihaqi bahwa maksudnya adalah khusyu’ dan tawaduk.
Jadi, dalam hadits tersebut, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meminta kepada Allah Swt. supaya beliau dijadikan sebagai orang yang senantiasa hidup di dalam keadaan yang menjadikan diri beliau sebagai orang yang khusyuk dan tawaduk
Kepada sahabat-sahabatnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selalu menceritakan bahwa diri dan keluarganya tidak pernah mempunyai harta yang jumlahnya mencapai satu Sha’ (3751 gram) biji-bijian atau kurma. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa beliau hanya mempunyai harta sebanyak satu Mud (938 gram) makanan[2].
No comments:
Post a Comment