Intisari Tauhid [122]
SALAH SATU TANDA KECINTAAN ALLAH KEPADA HAMBA
Dari Anas radhiyallâhu ‘anhu, (beliau berkata) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ، وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَي، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ) حَسَّنَهُ التِّرْمِذِيُّ.
“Sungguh besarnya pahala setimpal dengan besarnya cobaan, dan sungguh, apabila mencintai suatu kaum, Allah Ta’âlâ akan menguji mereka. Oleh karena itu, barang siapa yang ridha, baginya keridhaan (Allah), sedangkan barang siapa yang marah, baginya kemurkaan (Allah).”
Dihasankan oleh At-Tirmidzy.
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ، وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَي، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ) حَسَّنَهُ التِّرْمِذِيُّ.
“Sungguh besarnya pahala setimpal dengan besarnya cobaan, dan sungguh, apabila mencintai suatu kaum, Allah Ta’âlâ akan menguji mereka. Oleh karena itu, barang siapa yang ridha, baginya keridhaan (Allah), sedangkan barang siapa yang marah, baginya kemurkaan (Allah).”
Dihasankan oleh At-Tirmidzy.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa besarnya ganjaran dan banyaknya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan dan ujian yang terjadi pada diri seorang hamba di dunia ini apabila dia bersabar dan mengharap pahala dengannya, dan bahwasanya di antara tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya adalah Dia akan memberikan cobaan kepadanya. Maka apabila hamba itu ridha dengan keputusan dan ketentuan dari Allah, mengharap pahala dan ganjaran serta berbaik sangka kepada Allah, maka Allah akan ridha dan memberikan pahala kepadanya. Akan tetapi apabila ia marah dengan keputusan Allah dan berkeluhkesah dengan musibah yang menimpanya, maka Allahpun akan marah kepadanya dan akan menghukumnya.
Pada hadits tersebut terdapat penjelasan tentang tanda kecintaan Allah kepada hambanya, dan penjelasan tentang hikmah Allah pada apa yang terjadi pada seorang hamba dari hal-hal yang tidak disukainya.
Pada hadits tersebut terdapat penjelasan tentang tanda kecintaan Allah kepada hambanya, dan penjelasan tentang hikmah Allah pada apa yang terjadi pada seorang hamba dari hal-hal yang tidak disukainya.
Faedah Hadits
1. Penjelasan tentang tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya, yaitu ditimpakannya musibah.
2. Menyifati Allah dengan sifat mahabbah (kecintaan), keridhaan dan sakhth ‘kemurkaan’, yang sesuai dengan keagungan dan kemuliaan Allah Ta’âlâ.
3. Penetapan hikmah bagi Allah pada setiap perbuatan-Nya.
4. Bahwa balasan itu sesuai dengan amalannya.
5. Anjuran untuk bersabar terhadap musibah.
6. Bahwa kadang-kadang manusia itu membenci sesuatu, padahal hal itu lebih baik baginya.
1. Penjelasan tentang tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya, yaitu ditimpakannya musibah.
2. Menyifati Allah dengan sifat mahabbah (kecintaan), keridhaan dan sakhth ‘kemurkaan’, yang sesuai dengan keagungan dan kemuliaan Allah Ta’âlâ.
3. Penetapan hikmah bagi Allah pada setiap perbuatan-Nya.
4. Bahwa balasan itu sesuai dengan amalannya.
5. Anjuran untuk bersabar terhadap musibah.
6. Bahwa kadang-kadang manusia itu membenci sesuatu, padahal hal itu lebih baik baginya.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]
Fb: Dzulqarnain M. Sunusi - dzulqarnain.net
Twitter: @DzulqarnainMS
Twitter: @DzulqarnainMS
No comments:
Post a Comment