Suatu hari di tepi sungai Dajlah, Hasan al-Basri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan.
Di sisi mereka terletak sebotol arak.
Di sisi mereka terletak sebotol arak.
Kemudian Hasan berbisik dalam hati,
"Alangkah buruk akhlak orang itu dan baiknya kalau dia seperti aku!".
"Alangkah buruk akhlak orang itu dan baiknya kalau dia seperti aku!".
Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi terus terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas.
Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan.
Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata,
"Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong.
Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang".
"Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong.
Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang".
Bagaimanapun Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu berkata padanya,
"Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa,
bukan anggur atau arak".
·
Hasan al-Basri terpegun lalu berkata,
"Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan"
"Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa,
bukan anggur atau arak".
·
Hasan al-Basri terpegun lalu berkata,
"Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan"
Lelaki itu menjawab,
"Mudah-mudahan
Allah mengabulkan permohonan tuan"
"Mudah-mudahan
Allah mengabulkan permohonan tuan"
Semenjak itu, Hasan al-Basri semakin dan selalu merendahkan hati
bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.
bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.
Jika Allah membukakan pintu solat tahajud untuk kita,
janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang sedang tertidur nyenyak.
janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang sedang tertidur nyenyak.
Jika Allah membukakan pintu puasa sunat,
janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang tidak ikut berpuasa sunat.
janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang tidak ikut berpuasa sunat.
Boleh jadi orang yang gemar tidur dan jarang melakukan puasa sunat itu lebih dekat dengan Allah,
daripada diri kita.
daripada diri kita.
Ilmu Allah sangat amatlah luas.
Jangan pernah taksub & sombong pada amalanmu.
Semoga cerita ni boleh jadi Pengubat Jiwa agar kita terhindar dari
sifat mazmumah.
sifat mazmumah.
Walau sehebat mana diri kita
jangan pernah berkata
"Aku lebih baik drpd kalian"
jangan pernah berkata
"Aku lebih baik drpd kalian"
sumber-langitbiru
No comments:
Post a Comment