Friday, January 8, 2021

Nabi cium tangan mereka.kenapa?

Para Sahabat yang Dicium Tangannya Oleh Nabi صلى الله عليه وسلم

1. Sahabat Sa’ad bin Mu’adz رضى الله عنه

Ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم pulang dari perang Tabuk, beliau bertemu dengan salah seorang sahabatnya Saad bin Mu’adz. Ketika bersalaman, terasa oleh Baginda صلى الله عليه وسلم telapak tangan Mu’adz yang kasar. Ketika berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz, Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun melihat betapa tangannya kasar, kering dan kotor. Ketika ditanya Sa’ad menjawab bahwa tangannnya menjadi demikian karena bekerja mengolah tanah dan mengangkut air sepanjang hari. Mendengar itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم serta merta mencium tangan Sa’ad bin Mu’adz dan bersabda: “Tangan ini dicintai Allah dan RasulNya dan tidak akan disentuh api neraka!”

2. Mu’adz bin Jabal Ra.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga pernah merasakan tangan Mu’adz bin Jabal yang kasar dan tebal saat bersalaman. Ketika ditanyakan Mu’adz pun menjawab bahwa tangannya demikian karena untuk bekerja keras. Tangan yang dipakai oleh pemiliknya untuk bekerja keras mencari nafkah. Diciumlah tangan kasar, keras dan tebal itu oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan bersabda: “Tangan ini dicintai Allah dan RasulNya dan tidak akan disentuh api neraka!”

3. Siti Fathimah az-Zahra رضى الله عنها

Siti Fathimah az-Zahra putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم tangannya juga kasar dan keras. Tapi Rasulullah صلى الله عليه وسلم dengan penuh perhatian mencium tangan putrinya tersebut. Karena tangan itu digunakan untuk bekerja keras menggiling gandum di rumahnya, menyiapkan makanan bagi kedua putranya dan sang suami.

Lihatlah betapa Rasulullah صلى الله عليه وسلم sangat menghargai orang-orang yang bekerja keras untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarganya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم mencium tangan mereka sebagai penghargaan akan ibadah mereka, dan bukan karena semata-mata kesolehan mereka dalam ibadah ritual seperti solat malam, puasa, sedekah dan berhaji.

Riwayat-riwayat di atas menggambarkan betapa Islam sangat menghargai orang-orang yang memiliki semangat kerja yang tinggi. Orang yang bekerja dapat dikatakan sebagai jihad fii sabilillah, seperti sabda Nabi صلى الله عليه وسلم

“Siapa yang bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya, maka ia adalah mujahid fi sabilillah.”

(HR. Ahmad).

No comments: